Cara Mendapatkan Kekuasaan Menurut Niccolo Machiavelli

Masih melanjutkan cerita tentang Machiavelli (entah mengapa beberapa hari ini saya menyenangi Machiavelli), kali ini kita masuk ke pokok pikiran utama Machiavelli yang sering ia tuliskan dalam karangan-karangannya: tentang Kekuasaan!

Dalam buku ringan berjudul Politik Kekuasaan Menurut Niccolo Machiavelli, pada halaman 52 disebutkan tentang beberapa cara yang biasa dilakukan orang untuk mendapatkan kekuasaan.

Machiavelli amat jujur, barangkali tulisannya ini tidak disenangi banyak penguasa karena mereka tersinggung karenanya. Presiden mana yang mau -misalnya- disebut memperoleh kekuasaan karena kelicikan dan kecurangan? Pejabat mana yang sudi dituding memperoleh jabatan karena nasib mujur atau taktik busuk?

Tapi baiklah kita kutip saja petikannya di sini:

"Ada beberapa cara yang biasa ditempuh orang untuk menjadi penguasa, yaitu karena nasib mujur, mengandalkan kemampuan (senjata) sendiri, lewat jalur konstitusi (pemilu), dan menggunakan cara licik dan kejam".

Sebetulnya, kalau ingin membandingkan, teoti peroleh kekuasaan ini pernah dibahas jauh hari oleh Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah kitab Tarikhnya. Tapi nantilah lain kali kita posting di blog ini.


Ohya, ada satu lagi yang menurut saya juga menarik. Pada halaman 68 buku ini disampaikan suatu pesan khusus bagi para penguasa dalam membangun pola hubungan dengan para bangsawan dan konglomerat.

Machiavelli mengingatkan bahwa para pejabat dan konglomerat memiliki kekuasaan tersendiri
"Sebaliknya, penguasa yang memilih dekat dengan bangsawan haru siap dengan berbagai kesulitan. Sebab, para bangsawan akan selalu merasa sederajat dengan penguasa yang didukungnya. Mereka mempunyai kesempatan lebih besar untuk bertindak licik daripada rakyat, karena memiliki harta dan kekuasaan sendiri".



No comments

Komentar yang sopan ya... :D

Powered by Blogger.